Pamekasan – Dalam rangka menyambut Ramadan 1443 Hijriyah, sekaligus menentukan awal puasa Ramadan bagi umat muslim Indonesia, khususnya di kabupaten Pamekasan. Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Pamekasan, bersama Badan Hilal Rukyat (BHR) dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag) setempat, dijadwalkan menggelar Rukyatul Hilal di Observatorium Jokotole IAIN Madura, Jum’at (1/3/2022) sore dengan menggunakan sejumlah peralatan seperti teleskop dan peralatan lainnya.
“Kriteria awal puasa (posisi hilal) tahun ini harus harus mencapai ketinggian minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat. Berbeda dengan tahun sebelumnya yang hanya cukup dengan ketinggian sekitar 2 derajat,” kata Ketua LFNU Pamekasan, Hosen.
Perubahan derajat posisi hilal dalam rangka menentukan awal Ramadan 1443 Hijriyah, juga sudah disepakati sejumlah sejumlah negara di Asia Tenggara yang tergabung dalam MABIMS, yakni Menteri Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Ketentuan 3 derajat dalam mengawali puasa Ramadan tersebut berdasar Keputusan Kemenag Republik Indonesia. Bahkan hal itu juga diprediksi berlaku untuk penentuan awal 1 Syawal 1443 Hijriyah. “Jadi 1 Ramadan tahun ini diprediksi tidak sama, karena Muhammadiyah sudah menetapkan 1 Ramadan pada Sabtu 2 April 2022,” jelasnya.
“Dengan adanya perubahan kriteria ini, kami prediksi awal Ramadan jatuh pada 3 April 2022. Sebab pada hari Jumat posisi hilal belum mencapai 3 derajat. Sehingga bulan Sya’ban di istikmalkan menjadi 30 hari, karena ketinggian bulan belum mencapai 3 derajat,” ungkapnya.
“Dari itu, kami kembali menyampaikan jika perbedaan Ramadan ini sudah biasa terjadi. Sehingga kami meminta masyarakat agar saling menghargai perbedaan ini,” imbau Wakil Ketua Bagian Hisab dan Rukyat Pamekasan.