Galang rambu anarki anakku
Galang Rambu Anarki, Iwan Fals 1982
Cepatlah besar matahariku
Menangis yang keras, janganlah ragu
Tinjulah congkaknya dunia buah hatiku
Doa kami di nadimu
Diatas adalah potongan lirik lagu Galang Rambu Anarki, yang diciptakan sekaligus dinyanyikan oleh Iwan Fals.
Mungkin akan banyak pembaca yang membaca lirik diatas dengan nadanya. Namun pernahkah mwvers tau siapa sebenarnya Galang Rambu Anarki, bagaimana wajahnya dan bagaimana ia sekarang?
Galang Rambu Anarki adalah nama anak pertama Iwan Fals yang lahir tanggal 1 Januari 1982 , saat ia lahir keadaan ekonomi Indonesia sedang tidak baik karena dihadapi dengan kenaikan bbm serta bahan pokok lainnya.
Iwan Fals yang memang sejak dahulu dikenal sebagai musisi yg kerap menyindir pemerintah, kemudian membuat lagu Galang Rambu Anarki, isinya adalahnlirik protes keadaan saat itu yg disandingkan dgn doa kepada anak pertamanya ini kelak akan meneruskan semangat ayahnya demi keadilan.
Beranjak remaja, Galang tumbuh mengikuti ayahnya dalam bermusik. Namun ia sama sekali enggan dikenal dgn label “anak Iwan Fals”. Bahkan ia tampil berbeda dgn tidak mengikuti jenis musik sang ayah dan lebih condong ke musik rock. Ia kemudian membentuk band bernama “Bunga”.
Pada salah satu kesempatan wawancara, Galang sempat berkata “Iwan Fals ya Iwan Fals, Galang ya Galang, laen” Ketika ditanya tentang genre musiknya kenapa berbeda dari sang ayah.
Galang juga dikenal memiliki “jiwa pemberontak” dan tekad yang kuat. Hal inilah yang membuatnya memilih keluar dari SMP Pembangunan Jaya di Bintaro yang notabene merupakan salah satu sekolah termahal di Jakarta. Ia memilih bermusik, bahkan dia mau menikah saat itu.
Dia percaya dari bermusik, ia dapat menghidupi rumah tangganya. Galang bahkan sempat kabur dari rumah, namun tak lama ia akhirnya kembali lagi karena menurutnya dia seperti diawasi oleh Iwan Fals. Karena di sepanjang jalan, dia melihat foto dan poster ayahnya ada dimana-mana.
Galang yang tumbuh di era orde baru yang terkenal mengekang kebebasan itu juga menunjukkan sikap perlawanannya dengan mentato bagian lehernya dengan gambar kawat berduri. Butuh nyali besar mentato tubuh di era tersebut apalagi di bagian yg tidak tertutupi pakaian.

Tato itupun menjadi ciri khasnya dan booming dimana mana. Sekalipun dikenal “slenge’an”, Galang dikenal sebagai pria yang sopan dan ramah. Anak seorang musisi terkenal tidak menjadikannya jumawa.24 April 1997, Galang sempat latihan bersama Borr, bandnya yang baru, di studio One Feel, jalan Fatmawati Gg. Pretty Sister No. 17 A, Jakarta Selatan.
“Mereka mem-booking studio dari jam 19.00. Tapi karena masih menunggu personel Borr lain yang seluruhnya berjumlah lima orang, latihan jadi molor. Mulai jam 20.30 sampai jam 22.00,” jelas Hendi Indrasari, operator yang menset peralatan di studio itu.
Borr adalah band ketiga Galang, setelah Bunga dan Sangkakala. Menurut Hendi, Borr adalah band yang beraliran Hard Core. Di sini Galang cuma jadi vokalis, nggak sekaligus main gitar seperti di Bunga dan Sangkakala.
Sekitar jam 23.00, sekitar pukul 11:00 malam Galang pulang ke rumah setelah latihan main band. Dia makan lalu pamit pada papanya untuk tidur di kamar. Sementara ibundanya tidak ada disana karena sedang tak enak badan.
Setelah Galang masuk kamar, Iwan masih sempat mendengar Galang telepon-teleponan selama beberapa waktu.
Dini hari sekitar jam 3, Kelly Bayu Saputra, sepupu Galang yang tinggal di sana, mau mengambil sisir di kamar Galang. Kelly memanggil Galang tapi tak ada jawaban.
Kelly masuk mendekati Galang dan menggoyang-goyangkan badannya. Namun tubuh Galang lemas. Kelly kaget. Dia mengetuk kamar Mbak Yos (ibunda Galang). Mbak Yos Bangun dan menemukan Galang badannya sudah dingin. “Saya turun ke bawah, panggil Iwan,” kata Mbak Yos.
Sayang, yang ditakutkan ternyata benar terjadi, Galang Rambu Anarki tidak berusia panjang. Diumurnya yg ke 15 tahun, pada tanggal 25 April 1997 Galang dinyatakan meninggal dunia di kamarnya.
Pagi harinya, keluarga dan rekan2 telah berkumpul. Iwan terlihat sangat terpukul. Ketika turut serta memandikan jenazah sang anak, beliau berkata, “Galang, kamu sudah selesai, Papa yang belum.. Lang, kamu sudah selesai, Papa yang belum..” Kalimat itu diucapkan Iwan berkali-kali.
Iwan tak banyak bicara, ia terus menunduk, menangis, dan hanya bilang “terima kasih” kepada tamu-tamu dan pelayat yang datang.
Jenazah lalu disemayamkan di masjid Bintaro sebelum dibawa ke Bogor. Sekitar 2.000 jamaah shalat Jumat di masjid itu ikut menyalatkan Galang.
Banyak seniman, tetangga, kenalan Iwan, dan Mba Yos datang menyampaikan duka. Setiawan Djody, W.S. Rendra, Ayu Ayunir, Jalu, Totok Tewel, Jockie Suryoprayogo, juga tampak di sana.
Spekulasi wartawan maupun pengunjung memunculkan gosip bahwa dada Galang kelihatan biru. Galang digosipkan meninggal akibat overdosis. Ini merambat ke mana-mana karena tubuh Galang kurus ceking dan terus menjadi pembicaraan kala itu.
Orang orang sebenarnya tak tahu persis penyebab kematian Galang karena tak ada tindakan otopsi terhadap jenazahnya. Sementarab kawan-kawan Iwan memilih diam. Mereka merasa tak nyaman mengecek spekulasi overdosis kepada orangtua yang berduka.
Belakangan, Iwan Fals akhirnya membeberkan penyebab meninggalnya Galang, yakni karena gangguan pernafasan. Diketahui, Galang memang mengidap asma. Iwan juga menambahkan bahwa Galang memang pernah mencoba obat obatan, namun Galang berhenti karena tidak menyukainya.
Hanya berselang beberapa hari kemudian, band yang pertama kali mendiang bentuk, Bunga, merilis album yang sudah direncanakan sebelumnya. Namun pada sampul album tersebut ditambahkan keterangan “Untukmu, Galang (1982-1997).

Kepergian Galang nampaknya benar benar menjadi pukulan keras bagi Iwan Fals. Diketahui, Iwan Fals beristirahat dari panggung musik bertahun tahun pasca meninggalnya putra kesayangannya ini. Ketika kembali, Iwan Fals sudah berubah dari segi penampilan maupun cara bermusik.
Lirik-lirik sarkas dan protes juga mulai berkurang dari lantunan suara Iwan. Selain itu pakaiannya ketika manggung pun terlihat lebih sopan. Iwan Fals bahkan juga memotong rambut panjang dan jenggotnya yg dulu ia biarkan tumbuh lebat.

Meskipun tidak sempat melihat album perdananya tersebar di pasaran, kita masih bisa menikmati salah satu karya Galang bersama Bunga. Sebuah lagu yg mungkin pernah kalian dengar bahkan hapal, “Kasih Jangan Kau Pergi”
Source: twitter/@mwv_mystic